Tulisan ini adalah Part 3 dari seri ulasan buku The Psychology of Money karya Morgan Housel. Kalian bisa temukan bahasan sebelumnya dari buku ini:
Part 1: The Psychology of Money: Pengaruh Mindset Terhadap Uang
Part 2: The Psychology of Money: Bagaimana Menjadi Wealthy
Buku ini bukan hanya tentang uang, angka atau strategi investasi, tapi juga tentang bagaimana mindset yang kita miliki mengenai uang itu mempengaruhi segala keputusan finansial, yang akhirnya akan membawa kita kepada status keberadaan keuangan tertentu di dalam hidup ini.
Freedom: Kebebasan Finansial
Bab ini adalah salah satu bab favorit saya, karena membahas tentang kebebasan finansial dalam bahasa yang mudah dimengerti da tentang bagaimana memiliki kebebasan finansial sebagai salah satu gol di dalam hidup. Kebebasan finansial bukan hanya tentang memiliki banyak uang, tapi juga tentang memiliki kendali atas waktu dan hidup kita.
The highest form of wealth is the ability to wake up every morning and say,
“I can do whatever I want today.”
Saya sendiri pun sedang dalam perjalanan berjuang untuk mencapai kebebasan finansial, dan wawasan baru dari buku The Psychology of Money ini memberi saya sebuah harapan dan motivasi baru. Saya sangat setuju dengan ulasan buku ini bahwa kebebasan finansial adalah memiliki opsi dan kontrol atas hidup saya, bisa memilih pekerjaan yang saya sukai tanpa khawatir soal keuangan ataupun kehilangan pendapatan dari gaji. Housel menekankan, “melakukan sesuatu yang Anda sukai pada jadwal yang tidak bisa Anda kendalikan akan terasa sama dengan melakukan sesuatu yang Anda benci.” Psikolog Jonah Berger menyebut perasaan ini sebagai reactance, yaitu rasa frustrasi karena merasa kehilangan kendali atas hidup kita.
Advertisement
Buku The Psychology of Money
Karya Morgan Housel
Pelajaran abadi mengenai kekayaan, ketamakan dan kebahagiaan.
Temukan inspirasi dalam literasi sudut pandang akan finansial dan mengatur keuangan.
BUY NOW
Menariknya, jika dibandingkan dengan generasi sebelumnya, kontrol atas waktu kita telah menurun. Dan karena mengendalikan waktu adalah salah satu faktor kunci mendapatkan kebahagiaan, tidak mengherankan jika banyak orang merasa tidak lebih bahagia meskipun secara rata-rata kita lebih kaya dari generasi sebelumnya. Kontrol atas waktu kita benar-benar penting, karena itulah kebebasan finansial menjadi sangat berarti.
Refleksi Pribadi:
Kebebasan finansial memberikan kendali lebih besar atas waktu dan hidup seseorang. Ini bukan hanya tentang uang, tapi tentang memiliki pilihan untuk melakukan apa yang benar-benar kita inginkan tanpa ada beban khawatir tidak cukup uang. Tanpa kebebasan ini, bahkan melakukan pekerjaan yang kita sukai sekalipun akan terasa seperti beban jika kita tidak punya kendali atas kapan dan bagaimana kita melakukannya.
Pelajaran yang Diambil:
- Kejar kebebasan finansial sebagai salah satu gol hidup, dimulai dari sedini mungkin.
- Fokus pada bagaimana uang bisa memberikan lebih banyak kendali atas waktu dan hidup kita. Kebahagiaan itu bisa datang dari memiliki kendali atas waktu kita, bukan hanya dari jumlah uang yang kita miliki.
Man in the Car Paradox: Paradoks Pria di Mobil Mewah
Kita sering kali salah paham tentang apa yang membuat kita bahagia. Orang sering berpikir bahwa memiliki barang-barang mewah akan membuat mereka terlihat sukses dan bahagia. Namun kenyataannya, orang lain mungkin melihat barang-barang yang kita miliki tersebut, tetapi jarang yang benar-benar menghargai atau menghormati kita hanya karena kepemilikan materi tersebut.
Seberapa sering dari kita yang berpikir bahwa memiliki mobil mewah akan membuat kita merasa lebih bahagia dan dihormati. Jika benar demikian, maka seharusnya tidak ada orang kaya raya yang depresi dan merasa tidak bahagia di dunia ini. Kita perlu belajar menyadari bahwa kebahagiaan sejati tidak datang dari barang-barang materi, tapi justru dari hubungan dan pengalaman.
When you see someone driving a nice car, you rarely think,
“Wow, the guy driving that car is cool.” Instead, you think,
“Wow, if I had that car people would think I’m cool.”
Subconscious or not, this is how people think.
Ketika kita melihat sesorang tinggal di rumah yang begitu mewah, dan koleksinya dipenuhi dengan barang branded yang mahal, pujian yang kita lontarkan seringkali tidak tercetus dari ingin memuji orang itu, tapi seringkali kita justru berpikir “Seandainya saya punya ini semua, pasti saya terlihat keren”. Ini membuktikan bahwa orang lain tidak terlalu peduli dengan pribadi kita, tapi lebih sering membayangkan jika mereka bisa memiliki apa yang kita miliki.
Faktanya, rasa hormat dan kekaguman yang sejati lebih sering datang dari karakter seseorang, bagaimana mereka berperilaku, dan bagaimana mereka memperlakukan orang lain. Ketika kita berfokus pada membeli barang-barang mewah untuk mempesona orang lain, kita mungkin mengabaikan nilai-nilai yang lebih dalam yang sebenarnya menarik penghormatan dan kekaguman.
Pelajaran yang Diambil:
- Barang mewah mungkin tampak membawa prestise, tetapi penghormatan sejati datang dari tindakan dan karakter kita.
- Fokus pada membangun hubungan yang bermakna dan berperilaku dengan cara yang dihormati orang lain.
Wealth is What You Don’t See: Terlihat Kaya Raya Bukanlah Berarti Wealthy
Pada tulisan sebelumnya, kita sudah membahas tentang perbedaan antara Rich dan Wealthy. Wealth seringkali berkaitan dengan apa yang tidak terlihat oleh mata. Banyak orang berpikir bahwa menunjukkan kekayaan melalui barang-barang mewah adalah cara terbaik untuk menunjukkan kesuksesan. Namun sesungguhnya, ketika seorang telah menjadi wealthy, justru adalah ketika uang dan aset yang dia miliki dia investasikan dan bekerja lebih keras dari dirinya untuk semakin menghasilkan uang lebih banyak lagi.
The only way to be wealthy is to not spend the money that you do have.
It’s not just the only way to accumulate wealth; it’s the very definition of wealth.
Maka tidak mengherankan ketika banyak orang sering terjebak dalam pemikiran bahwa menunjukkan kekayaan adalah cara terbaik untuk dilihat sebagai sukses. Namun, melalui buku The Pschology of Money ini, kita jadi bisa menyadari bahwa menjadi wealthy itu jauh diatas menjadi kaya raya. Ketika sesorang mencapai status wealthy, dia tidak akan lagi peduli untuk pamer kemewahan untuk memikat penghargaan orang lain.
Pelajaran yang Diambil:
- Fokus pada menabung dan berinvestasi daripada memamerkan barang.
- Ingat bahwa wealth adalah apa yang kita simpan dan investasikan, bukan apa yang kita pamerkan.
Konklusi Menuju Kebebasan Finansial
Memahami konsep-konsep di dalam buku ini benar-benar memberikan inspirasi dan literasi keuangan. Kita telah membahas tentang manfaat dari compounding, menjaga keseimbangan dalam mengelola kekayaan, dan tetap mencoba meski ada kegagalan.
Berikut adalah beberapa refleksi yang perlu dipertimbangkan:
- Bagaimana Anda mengejar kebebasan finansial dan memiliki kendali atas hidup Anda?
- Bagaimana Anda menjaga keseimbangan antara mengejar barang mewah dan berusaha mengejar wealth?
- Apakah Anda fokus berinvestasi daripada memamerkan kekayaan?
Melalui ulasan buku The Psychology on Money ini, saya harap bisa menginspirasi kita semua untuk memikirkan lebih dalam tentang mindset kita terhadap keuangan. Siap mendalami bab-bab selanjutnya?