The Psychology of Money: Pentingnya Menabung dan Mengatur Keuangan

The Psychology of Money

Tulisan kali ini adalah Part 4 dari seri ulasan buku The Psychology of Money karya Morgan Housel. Sebelum kita lanjutkan pembahasan kali ini, baiknya kalian sudah membaca ulasan kita sebelumnya:
Part 1: The Psychology of Money: Pengaruh Mindset Terhadap Uang
Part 2: The Psychology of Money: Bagaimana Menjadi Wealthy
Part 3: The Psychology of Money: Perjuangan Menuju Kebebasan Finansial

Kita telah membahasa tentang bagaimana mindset sesorang terhadap uang menjadi faktor penentu yang membuat sesorang memiliki pandangan dan keputusan finansial tertentu. Juga kita telah membahas perbedaan antara menjadi Rich dan Wealthy, yang akan menjadi faktor penentu bagaimana kita bisa mencapai kebebasan finansial. Sekarang kita akan kembali membahasa hal sederhana namun esensi untuk mencapai keberadaan keuangan yang kita inginkan.

Save Money: Hal Sederhana yang Begitu Penting

Hubungan manusia dengan tabungan bisa dikategorikan ke dalam tiga kelompok: mereka yang menabung, mereka yang berpikir mereka bisa menabung, dan mereka yang tidak berpikir bahwa mereka perlu menabung. Pada Part 2 tentang wealth, kita pahami bahwa mencapai kebebasan finansial hanya bisa kita dapatkan ketika uang dan aset yang kita miliki telah bekerja keras dengan sendirinya untuk menghasilkan lebih banyak uang lagi untuk kita. Namun, tidaklah mungkin kita bisa mengawali memiliki aset tanpa ada upaya awal untuk mulai menabung. Karena itu, kebiasaan menabung sejak dini menjadi faktor yang sangat penting dan sangat menentukan seberapa cepat kita akan bisa merealisasikan gol kebebasan finansial.

A high savings rate means having lower expenses than you otherwise could,
and having lower expenses means your savings go farther than they would if you spent more.

Mengapa seseorang bisa sulit untuk mulai menabung? Seringkali faktor yang menjadi penghalang adalah keadaan dimana keinginan untuk belanja lebih besar daripada hasrat untuk menyimpan sebagian pendapatan. Ketika kita telusuri lebih dalam, yang menjadi penyebab hal itu adalah, pemikiran bahwa menunjukkan diri memiliki sesuatu barang yang mahal akan menaikkan nilai dirinya dan mendapatakan kekaguman dari orang lain. Pada kenyataannya, orang yang sukses menabung tidaklah selalu orang yang berpendapatan tinggi, tapi justru orang yang memiliki sikap tidak ambil pusing akan penilaian orang lain terhadap dirinya.

Psychology of Money

Advertisement

Buku The Psychology of Money

Karya Morgan Housel

Pelajaran abadi mengenai kekayaan, ketamakan dan kebahagiaan.

Temukan inspirasi dalam literasi sudut pandang akan finansial dan mengatur keuangan.

Refleksi Pribadi:

Menabung akan memberi kita rasa aman dan kebebasan tersendiri. Disiplin finansial ini sangat penting untuk menciptakan keamanan finansial dan ketenangan pikiran. Misalnya, kita bisa lebih tenang saat menghadapi situasi darurat karena sudah memiliki dana cadangan.

Pelajaran yang Diambil:

  • Jadikan menabung sebagai kebiasaan finansial sejak dini.
  • Menabung memberikan keamanan finansial dan kebebasan untuk menghadapi situasi tak terduga.
  • Menabung untuk masa depan memastikan kita siap untuk berbagai kemungkinan yang datang.

Reasonable > Rational: Lebih Baik Bersikap Masuk Akal Daripada Rasional

Dalam mengambil sikap dan keputusan, kita sering diperhadapkan pada pilihan untuk mengambil keputusan berdasarkan rasionalitas atau bersikap masuk akal. Namun karena kita bukanlah robot, maka ada kalanya tidak semua hal perlu disikapi hanya secara logika semata, dan bahkan memiliki celah gagal dan salah mengambil keputusan adalah proses wajar di dalam belajar. Demikian pun di dalam mengambil keputusan finansial, kita tidak bisa terlalu kaku, karena ada kalanya keadaan memaksa kita untuk mengambil sikap reaktif yang masuk akal dan bukan hanya berdasarkan buku dan rumus.

Keputusan yang masuk akal lebih mudah untuk diikuti dan dipertahankan dalam jangka panjang. Housel menjelaskan bahwa penting untuk memiliki pendekatan yang seimbang, yang mempertimbangkan emosi dan nilai-nilai pribadi, bukan hanya logika angka.

Do not aim to be coldly rational when making financial decisions. Aim to just be pretty reasonable. Reasonable is more realistic and you have a better chance of sticking with it for the long run, which is what matters most when managing money.

Refleksi Pribadi:

Kadang-kadang, membuat keputusan keuangan yang masuk akal lebih baik daripada yang rasional. Misalnya, kita lebih nyaman menabung dalam jumlah yang tetap setiap bulan meskipun secara rasional mungkin kita bisa menabung lebih banyak di bulan tertentu. Namun konsistensi justru akan memampukan kita berkomitemen menabung jangka panjang dibandingkan jumlah yang naik turun atau besar sekaligus.

Pelajaran yang Diambil:

  • Buatlah keputusan keuangan yang masuk akal dan bisa dijalankan dalam jangka panjang.
  • Pertimbangkan emosi dan pengalaman pribadi dalam membuat keputusan keuangan.
  • Keputusan yang seimbang antara logika dan perasaan seringkali lebih efektif.

Surprise! Faktor Ketidakpastian dalam Keuangan

Tidak ada yang bisa memprediksi masa depan dengan pasti, dan banyak hal yang tidak terduga bisa terjadi. Oleh karena itu, penting untuk memiliki fleksibilitas dan kesiapan menghadapi kejutan. Saya belajar bahwa ketidakpastian adalah bagian dari hidup dan keuangan. Alih-alih berusaha memprediksi semuanya, lebih baik kita mempersiapkan diri dengan cara yang masuk akal, seperti memiliki dana darurat dan berinvestasi secara bijaksana. Kembali ini memperkuat konspe tentang pentingnya menabung, yang telah kita bahas sebelumnya.

Prediksi ekonomi dan berbagi berita mengenai arah ekonomi global seringkali didasarkan dari sejarah yang pernah terjadi, baik itu krisis ekonomi, perang atau bahkan wabah pandemik yang melumpuhkan ekonomi. Namun justru karena faktor sejarah luar biasa tersebut, semakin kita melihat bahwa ada banyak faktor tidak terduga yang dalam sekejab dapat mengubah arah dan keadaan ekonomi, termasuk ke dalam keadaan finansial kita secar pribadi.

Housel mengatakan kita bisa melihat kepada sejarah, namun tidak bisa menjadikan faktor sejarah tersebut sebagai satu-satunya alat prediksi keadaan ekonomi, apalagi menjadi satu-satunya alat untuk menentukan arah keputusan finansial kita. Mengapa? Karena keadan terus berubah, teknologi semakin maju, informasi semakin terbuka, dan keberadaan global terus berdinamika.

That doesn’t mean we should ignore history when thinking about money. But there’s an important nuance: The further back in history you look, the more general your takeaways should be. General things like people’s relationship to greed and fear, how they behave under stress, and how they respond to incentives tend to be stable in time. The history of money is useful for that kind of stuff.

Refleksi Pribadi:

Kita sering merasa cemas tentang ketidakpastian keuangan, tapi sekarang kita perlu belajar untuk menerima bahwa kita tidak bisa mengendalikan segalanya. Yang bisa kita lakukan adalah mempersiapkan diri sebaik mungkin untuk menghadapi kejutan dan ketidakpastian itu sendiri.

Pelajaran yang Diambil:

  • Terimalah ketidakpastian sebagai bagian dari kehidupan keuangan.
  • Mempersiapkan diri dengan dana darurat dan investasi bijak bisa membantu menghadapi kejutan.
  • Fleksibilitas dan kesiapan adalah kunci dalam menghadapi ketidakpastian.

Room for Error: Tidak Selalu Rencana Kita Sukses

Tidak ada strategi yang dijamin jitu, selalu ada kemungkinan untuk bisa meleset, kare ada berbagai faktor yang bisa mempengaruhi hasil dari sebuah perencanaan. Baik itu di dalam sekolah, pekerjaan dan perencanaan finansial, kita perlu sadar bahwa ada peluang terjadinya kemelesetan. Mengapa perlu kita sadari hal ini, karena dengan demikian kita akan bisa bersikap memiliki antisipasi, dan tidak terlalu tenggelam dalam kekecewaan ketika kemelesetan itu sungguh terjadi.

You have to give yourself room for error.
You have to plan on your plan not going according to plan.

Psikolog dari Harvard bernama Max Bazerman mengatakan bahwa ketika seseorang diminta untuk memberikan estimasi biaya renovasi rumah orang lain, umumnya mereka akan memberikan angka estimasi antara 25% – 50% diatas biaya sesungguhnya. Tapi ketika mereka diminta untuk memberikan estimasi biaya renovasi untuk rumahnya sendiri, orang seringkali memberikan angka yang justru meleset jauh. Ini disebabkan oleh faktor bahwa kita cenderung lebih tidak memberikan room for error kepada diri kita sendiri.

Rumus sederhana di dalam hidup yang berlaku kepada banyak hal yaitu, segala sesuatu yang bisa rusak akan rusak pada waktunya. Jika ada banyak hal yang tergantung kepada satu hal atau untuk bisa terus berjalan, maka ketika satu hal tersebut rusak atau gagal, kita akan mendapatkan musibah besar. Karena ketika kita menggantungkan banyak hal kepada satu faktor, artinya kita menaruh segala risiko di satu tempat tersebut. Faktor ini yang disebut sebagai single point of failure oleh Morgan Housel.

The most important part of every plan is
planning on your plan not going according to plan.

Di dalam perencanaan keuangan, faktor single point of failure adalah ketika kita bergantung pada penghasilan dari satu sumber, hidup dari bulan ke bulan dengan hanya mengandalkan pendapatan dari satu tempat pekerjaan, yang mana hanya cukup untuk menutup biaya sehari-hari dan tanpa ada tabungan dan simpanana dana darurat.

Pelajaran Penting untuk Perencanaan Keuangan

Jadikan menabung sebagai kebiasaan finansial utama: Menabung memberikan keamanan finansial dan kebebasan untuk menghadapi situasi tak terduga.

  • Buat keputusan keuangan yang masuk akal: Pertimbangkan emosi dan pengalaman pribadi dalam membuat keputusan keuangan.
  • Terima ketidakpastian sebagai bagian dari kehidupan keuangan: Mempersiapkan diri dengan dana darurat dan investasi bijak bisa membantu menghadapi kejutan.
  • Berikan ruang untuk kesalahan dalam perencanaan keuangan Anda: Anggap kesalahan sebagai peluang untuk belajar dan berkembang.

Semoga ulasan buku ini kembali memberikan pencerahan baru untuk membantu di dalam menata kembali mindset kita terhadap uang, menunjukkan langkah praktis di dalam perencanaan keuangan untuk bisa mencapai gol kebebasan finansial. Kalau kalian punya pengalaman pribadi tentang sudut pandang terhadap keuangan ataupun perjalanan finansial, boleh sharing di kolom komentar ya!

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

0
    0
    Your Cart
    Your cart is emptyReturn to Shop